Headline

1.341 Pejabat Publik Daerah Terlibat Korupsi * Bruder "Preman" Pontianak * Petani Kopi Bajawa Kesulitan Modal * Coffee Manggarai: Black Gold * Tradisi “Suap” dan "memburu" proyek * Kota Labuan Bajo Terus Berkembang *

Minggu, 06 November 2011

Vote Komodo : Disbudpar Tidak Kreatif Bikin Promosi

Pengumuman hasil poling new7wonders sementar lagi digelar, persisnya 11 November 2011.  Angka keramat 11/11/11 makin dekat namun kota labuan bajo nampak sepi sepi saja, tak ada tanda tanda antusias memenangkan Komodo. Hemm..Kadis Pariwisata Mabar, Paulus Selasa malah berujar tak punya uang untuk mengajak warga kota vote komodo melalaui SMS. Sepertinya Kadis Paulus Selasa harus dipancing dengan uang baru bersemangat.

 “Saya heran, sebentar lagi akan diumumkan Komodo masuk tujuh keajaiban dunia atau tidak,  tetapi instansi teknis kokh, nampaknya tidak kreatif. Tidak ada aktifitas apapun dalam kota ini,”ujar anggota DPRD, Ruzding dalam paripurna dewan, Senin (24/10) silam.


“Seharusnya promosi dan iklan harus gencar dilakukan baik melalui spanduk dan poster-poster yang di pajang sepanjang jalan atau setiap sudut kota maupun baliho-baliho yang intinya berisi ajakan kepada masyarakat Manggarai Barat untuk terlibat memberikan suara melalui vote komodo baik itu melalui short message service (SMS) dengan mengetik KOMODO lalu mengirim ke 9818 ataupun melalui internet atau juga bisa menghimbau kepada masyarakat melalui radio keliling kota Labuan Bajo” Ujar Anggota DPRD lainnya, Bernadus Barat Daya

Sayang, hal ini tidak dilakukan instansi yang dipimpin Paulus Selasa. Yang gencar melakukan promosi jutru bukan dari Manggarai Barat tetapi Jusuf Kalla yang baru terpilih sebagai Duta Komodo yang gencar melakukan apromosi dan kampanye untuk memenangkan komodo ini. Dimanakah Kadis Pariwisata Mabar?? Ahhh..mungkin nunggu dana cair. Berani nga cair ya “tidur” diperpanjang

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Paulus Selasa ketika dikonfirmasi Jawaposgorup mengaku pihaknya dilanda dilema. Paulus selasa menvonis Pemerintah pusat paling bertangungjawab soal situasi dilema yang alaminya.

“Pada satu sisi pemerintah pusat yang paling bertanggungjawab dalam menentukan tujuh keajaiban dunia ini melalui Menteri Pariwisata RI, Jero Wacik secara resmi sudah mencabut TNK sebagai salah satu peserta tujuh keajaiban dunia sedangkan pada sisi lain kini masih terus gencar dilakukan promosi TNK sebagai finalis tujuh keajaiban dunia. Alasan lain bahwa untuk promosi TNK ini lebih gencar lagi, anggaran kita sangat terbatas sehingga tidak bisa berbuat apa-apa” Kata Paulus selasa

Paulus Selasa kini tak berdaya, tak bisa melakukan apa apa alias mati kutuk ditengah semangat bangsa indonesia memenangkan Komodo. “Jadi ini karena kita dalam posisi dilemma satu sisi karena belum ada kepastian informasi menyangkut nasib TNK ini. Di samping itu anggaran kita untuk promosi ini sangat kecil,” ungkap Paulus Selasa yang dilanda penyakit dilema ini.

Paul Selasa tidak jujur, Dana 130 Juta sudah diterima

Kadis Paulus Selasa tidk jujur menyampaikan informasi kepada publik. Kepada wartawan pihaknya mejelaskan kekurangan dana dalam kegiatan kampanye komodo dalam poling Vote komodo. padahal tahun ini daerah mengalokasikan dana sebesar 130 juta.  Sumber interen Dinas pariwisata menyebutkan dari dana 130 juta tersebut yang sudah digunakan sebanyak 30 juta untuk sosialisasi dan pembuatan Bali Ho yang terpasang di labuan bajo dan ruteng.(sebelum jero wacik menarik komodo dari finalis N7WN) dengan demikian ada 100 juta sisa dana tersebut. sementara pengumuman hasil poling tinggal beberapa minggu lalu.

Kemanakan sisa dana 100 juta tersebut, bukankah dana itu di alokasikan untuk kampanye Vote Komodo, harus habis digunakan untuk kampanye. ahh..Kadis Pariwisata terlalu Lebay, sebenarnya bukan kekuarangan dana tu pa kadis malah saldo 100 juta. Gawat ni pa kadis. Anggaran yang seharusnya dihabiskan untuk  kampanye  kok malah disaldokan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar