Headline

1.341 Pejabat Publik Daerah Terlibat Korupsi * Bruder "Preman" Pontianak * Petani Kopi Bajawa Kesulitan Modal * Coffee Manggarai: Black Gold * Tradisi “Suap” dan "memburu" proyek * Kota Labuan Bajo Terus Berkembang *

Minggu, 06 November 2011

Gusti Hadir Dengan Dosa Dosa di Tahun Pertama

Catatan Kecil Menyongsong 1 tahun kepemimpinan GustI
 
Kepemimpinan Bupati Agustinus Christoforus Dula dan wakil Bupati Gasa Maximus (GustI) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) memasuki tahun pertama. GustI dilantik Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Labuan Bajo, Senin 30 Agustus 2010 lalu. “GustI hadir membawa perubahan” adalah moto pasangan ini, sebuah moto yang mengantar keduanya pada kursi Bupati dan wakil bupati.

Gusti-Maxi
Benarkah Hadir Membawa Perubahan?? apa yang berubah disatu tahun pertama ini?? saya menyelusuri beberapa "dosa dosa" GutI di tahun pertama. Pertama soal fasilitas air bersih. Dalam Misi Visi yang terus dikumandangkan 7 bulan sebelum pemilukada tertulis jelas program pembenahan fasilitas air bersih.

“Air adalah kebutuhan dasar, karena menjadi kebutuhan dasar sehinga pasangan Agustinus Ch Dula-Gasa Maximus (GustI) akan memprioritaskan fasilitas air bersih untuk rakyat. Untuk mentasi persoalan air bersih ini, pertama tama dilakukan adalah mengevaluasi semua persoalan yang terjadi. Kalau persoalannya ada pada sumberdaya maka hal ini segera diperbaiki. Jika persoalannya ada pada sistim instalasi pipa makan akan segera dibenahi. Jika persoalannya ada pada debit air maka akan dicarikan sumber mata air lain dari dua yang sudah ada sekarang, Melo dan mata air dari waemoto” ungkap Gusti dengan suara merdu berserta senyum yang menawan dan disambut riakan tepuk tangan dan teriakan hidup GustI disebuah acara tatap muka dengan warga kampung wae mata, labuan bajo, tiga minggu sebelum Pemilukada Mabar. (Notulensi GustI Centre)


Namun pada kenyataannya tak demikian. Warga Kota labuan bajo tetap merasakan krisis air bersih yang berkepanjangan. Warga kembali mengkonsunsi air hujan (saat Hujan), berjalan berkilometer dan terus terusan menguranggi jatah tidur malam (mete) hanya untuk mendapatkan air bersih. Sangat menderita. Kenyataan memang tak seindah janji, riakan tepuk tangan kini berupa pada dengungan nada kecewa yang amat dalam, meratapi kondisi yang kunjung berubah

Kedua, Soal sampah dalam kota Labuan bajo. GustI hampir dalam setiap kesempatan selalu mengaskan pembaharuan kota labuan bajo menjadi kota SAHABAT (Sehat, Aman, Asri, Bersih dan bermartabat), Namun jelang satu tahun kepemimpinanya Sampah berserakan disetiap sudut kota. Para pelaku wisata dan pemerhati lingkungan menjadi geram, reaksi pejabat hanya saling melempar tangungjawab.

Ketiga, Penempatan Pimpinan SKPD. Kepada publik gustI sebelumnya menegaskan jika terpilih menjadi Bupati/wakil bupati maka pihaknya akan melakukan fit and proper tes dalam menyusun kabinet. "right man on the Right Place" Tegas Maxi dlm acara tatap muka dengan warga Ndoso (dok. GustI centre), Namun dalam kenyataannya Fit And Proper Tes sama sekali tidak dilakukan. Jabatan SKPD mayoritas dijabat oleh "pasukan" GustI dalam Pemilukada.
Dosa dosa lainnya adalah didiamkannya kasus pembagunan Ruko Proyek Dinas Pendapatan Daerah pada masa Maximus menjabat sebagai Kadis pada instansi tersebut. Kenapa ditutupi?

Dugaan kasus korupsi yang hingga kini masih terpendam adalah Proyek Pustu di pulau seraya di kecamatan Komodo dan Rego kecamatan macang pacar. Proyek pembangunan RSUD Merombok, Proyek Kantor Bupati, Pembangunan Jembatan Naga Na'e kecamatan Komodo. Mafia pengangkatan Tenaga honorer T.A 2006-2010. dan masih banyak lagi. Situasinya tidak seindah janji pemberantasan Clean Government dan Good Government. Seharusnya yang lakukan GustI adalah mendorong semua proyek proyek bermasalah ke pihak kejaksaan bukan membiarkannya tersu terpendam.

"Sekarang kita seperti berada dalam masa adven, menanti sebuah perubahan" kata Pemerhati masalah sosial dan lingkungan Marsel Agot dalam Account jaringan social facebook.

Pemerintah acapkali berargmen melakukan sebuah perubahan memang butuh waktu dan dana, tidak semudah mengembalikan telapak tangan. Tapi apakah program kebersihan kota membutuhkan banyak waktu hingga bertahun tahun? Begitu juga juga fasilitas air bersih?. Sebenarnya argumentasi ini menunjukan ketidakmampuan.

Lain Omong, Lain Buat

Bupati Dula perlu mempelajari semboyang Claudianus “Componitur orbis/regis ad exemplum“ (Dunia Memang Menunggu Teladan Pemimpinanya). Ungkapan Claudianus bukunya De quarti Consulatu Honorii 299/300 ini menekankan tiga hal yang sangat penting di renungkan oleh Bupati Dula. Pertama, Pemimpin Harus Berani Menujukan Kejujuran, baik terhadap dirinya sendiri, kepada sesama (rakyat), terhadap tugas tugas yang dipercayakan kepadanya, maupun terhadap Tuhan. Kedua, Berkomitmen, yaitu melakukan apa yang telah ijanjikan kepada rakyat. Ketiga, Konsisten, yaitu menunjukkan keselarasan antara kata dengan perbuatan antara mulut dan tindakan.

Claudianus berusaha menghindari, diktum, NATO (No Action Talk only) hanya kata kata tanpa tindakan. Kepada Bupati Dula Saya menitipkan ungkapan “Dictum, Factum” (apa yang dikatakan itu yang dilakukan). Diktum ini semakin mempertegas bahwa pemimpin harus jujur, berani berkorban, tulus, dan mau mengapdi demi kesejahteraan bersama.
Soekarno dalam sebuah pidato pernah menegaskan “Menjadi pemimpin berarti menjalankan Ampera(Amanat Penderitaan Rakyat). Memimpin itu berarti menjalankan amanat rakyat untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi rakyat. Kata kata sang Proklamator ini sangat Visioner, berjiwa ksatria. Semoga Bupati Dula tidak sedang berada dalam sebuah pergulatan jiwa memimpin “NO parlare Solo un Intervento” (Lain omong, lain buat), tapi lebih pada semboyang Bung Karno “menjalankan Ampera”

GUSTI Hadir Membawa Perubahan”. Tentu maksudnya: pembaruan. Sebagaimana peristiwa Pentekosta membarui muka bumi, demikian hendaknya pelantikan Dula-Gasa membarui Manggarai Barat. Pelantikan ini harus jadi Pentekosta baru. Kalau tidak, untuk apa GUSTI hadir? (Frans Anggal, 31/8/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar