Sampah Bertumpuk berminggu minggu hingga mengeluarkan bau busuk |
Ketika kalimat ini berulang ulang diucapkan spontan para pendengar, pengagum, pelaku wisata, aktifis lingkungan bertepuk tangan yang keras dan bersorak sorai. Seolah GustI telah menjawab harapan warga kota yang telah lama jenuh muak dengan kondisi kota Labuan Bajo yang super jorok dan bau busuk. GustI telah berhasil mengajak warga kota untuk bermimpi tentang kota Labuan Bajo yang Bersih, Asrih, Sehat dan Bersahabat (Kota SAHABAT)
Tak segan segan GustI menyatakan dengan tegas bahwa program kebersihan kota Labuan bajo diprioritaskan dalam seratus hari kerja paska pelantikan 30 Agustus 2009 lalu. Program bersihpun digelar setiap Jumat dalam sepekan, setiap instansi turun kejalan, menenteng peralatan kerja. Kendaraan Dinas dikerahkan ke seluruh pelosok kota mengangkut sampah. Pujian semakin deras mengalir ke pihak GustI, bahkan Warga kota berani memperbincangkan GustI adalah pimpinan daerah yang terbaik dari pemimpin sebelumnya.
“Kebersihan kota tidak hanya sekedar janji politik, tapi sungguh dilakoni. Lihat itu, semua instansi turun ke jalan, lembaga BUMN, organisasi profesi, LSM dan lembaga swasta lainnyapun tak ketingalan, ikut turun ke jalan membersihkan kota” ungkap seorang warga kepada warga lainnya setelah melihat keseriusan GustI akan janjinya.
Mendekati 40 hari kepemimpinan GustI wajah kota Labuan bajo kembali ke wajah asli, banyak sampah bertumpuk, berserakan sekaligus mengeluarkan bau buruk. Kawasan Kampung ujung Misalnya sampah bertumpuk berhari hari bahkan menurut warga sekitar hingga bermingu minggu tidak terangkut. Yang mengerikan sebagian sampah jatuh ke bibir pantai dan telah mencemari laut. Tidak hanya dikampung ujung pemandangan yang sama juga terdapat disepanjang jalan kampung ujung hingga kawasan perhotelan Gorontalo. Jangan sebut lagi kawasan pasar Gorontalo, aktifitas jual beli dilangsungkan diantara tumpukan sampah yang sudah berhari hari mengeluarkan bau busuk.
Protes warga kota Labuan bajopun mulai bermunculan. Masing masing warga menyampaikan kekesalanlan dan protesnya melalui status dijejaring social seperti facebook dan twitter. Account Getrudis Tour and Travel dalam statusnya menyatakan kota Labuan bajo penuh sampah dan mempertanyakan komitmen pemerintah. Protes juga diungkapkan Pater Marsel Agot, dalam Group West Flores Tourism ia menulis “Teman-teman pencinta kebersihan, saya senang membaca berbagai komentar seputar bagaimana menjadikan Labuan Bajo kota pariwisata yang senang dikunjungi oleh wisatawan.Saya pernah beberapa kali bertemu dengan wisatawan asing. Mereka mengacungkan jempol kehadiran beberapa hotel berbintang di Labuan Bajo. Tetapi selalu dikeluhkan infrastruktur dan kebersihan.Saya ajak teman-teman agar secepatnya kita mengadakan pertemuan dan mulai melakukan aktivitas. Mudah-mudahan dengan itu Pemda merasa malu dan berbuat sesuatu untuk merubah wajah kumuh kota Labuan Bajo yang katanya kota pariwisata.
Pernyataan Aktifis Lingkungan ini mendapat respon beragam dari anggota Group West Tourism Forum, salah satunya Chrispin Mesima. Menangapi Pater Marsel Agot pihaknya menuliskan “Seminggu yang lalu saya dan 2 teman saya berada di Labuan Bajo. Karena saya pernah tinggal di bumi komodo ini, maka saya menjadi guide dadakan bagi mereka berdua..kesan pertama bagi keduanya bersumber dari ajakan iklan televisi untuk berwisata ke labuan bajo…begitu menggoda…ketika beberapa kali melewati rute kampung ujung sampai depan hotel wisata, salah satunya berkomentar: “sayang ya, kota wisata ini terkesan kumuh, kontras dengan iklan di TV. Kalau saja jalan ini di-hot mix maka suasananya akan lebih baik. apalagi kalau di jalur ini, trotoarnya juga ada bagi kenyamanan pejalan kaki.” Saya hanya manggut-manggut saja. “sekian banyak hotel, restoran, rumah penduduk disepanjang pinggir pantai ini, bagaimana pengelolaan limbahnya?” tanya dia…..makin keras saya mangut-manggut….
Riakan warga Kota ini membuktikan GustI telah gagal menyapu sampah di kota Labuan Bajo. Program kebersihan Sampah di kota Labuan Bajo kini menjadi “sampah”. Menjadikan kota Labuan Bajo sebagai kota SAHABAT kini sebatas “mimpi basah” yang kenikamatannya sebatas dalam awang awang, tidak nyata. Program kebersihan kini hilang membusuk seperti sampah di pasar Gorontalo yang tak henti mengeluarkan aroma bau buruk.
Kemana komitmen pernyataan yang berulang ulang disambut sorak sorai warga kota? Kemana hilangnya kota SAHABAT, Kota destinasi wisata? Waahh..luar biasa Labuan Bajo kini berubah menjadi Kota destinasi wisata yang berlumuran sampah serta bau buruk…. WELCOME TO LABUAN BAJO, tourist city garbage!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar