Dunia Pelacuran hingga kapapun akan selalu menarik untuk terus ditelusuri. Tidak hanya persoalan pelacur tapi juga sisi lain seperti perdagangan manusia, kemiskinan, korban kekerasan, korban perceraian, Broken home dan persoalan sosial lain yang juga erat dengan dunia pelacuran. Dunia pelacuran tidak hanya terdapat di perkotaan namun kini merambah wilayah pedalaman hingga desa desa. Hal inilah yang mendorong saya melakukan sebuah studi prostitusi secara teoritis bertolak dari peranan psikososial terhadap prilaku moral yang ditemukan william M. Kurtines
Dalam teorinya Kutines mengatakan individu merupakan suatu badan moral yang tindakan dan keputusannya berlangsung dalam suatu konteks sistim aturan dan peranan yang ditentukan secara sosial. (Kurtines; 1992:511)
Bunga (20) : Perawan direnggut Sang Pacar Kemudian MelacurPUB and Karoke Mawar Jingga atau biasa sebut MJ sangat Ramai Pengunjung. MJ Berdampingan dengan rumah penduduk Gorontalo, mojok disudut sebuah lahan kosong, menuju tempat ini tidak mudah aku harus melewati kubangan panjang, menyelusuri rumah rumah warga. Sekalipun cukup sulit dijangkau MJ menjadi tempat Favorit, pasalnya ditempat ini banyak Pelacur berumur lebih mudah berkisar 18 hingga 23 tahunan.
Lahan kosong samping MJ penuh kendaraan, Motorku kupaksakan berdempetan dengan motor lain yang sudah duluan diparkirkan di tempat itu “Malam Pak, didalam semua meja penuh. Tapi kami punya kantin, kalau mau silakan beristrahat sejenak” sambut Security MJ. akupun tak keberatan dengan ajakan itu. Memesan minuman dingin lalu duduk dipojok kantin.
“Mereka pikir mereka siapa, lebih suci?, enak aja raba raba tetek orang” keluh seorang pelacur. Pelacur ini baru saja keluar dari ruangan karoke ngedumen lalu duduk disebelahku.
“Kenapa Mba. Ada masalah” tanyaku mencari tahu
“Itu lho Mas, Laki laki didalam, senaknya megang megang "punyaku”. Begitulah kalo dah mabuk”
“Saya sudah tegur tamunya. Sekarang kamu kembali kedalam lagi temani mereka” pinta security
Pelacur itupun kembali ke ruangan Karoke.
“Pak, sekarang sudah ada meja kosong satu, silakan masuk jika pingin minum dan karoke” Ajak Security.
Aku dihantar masuk dan dipersilakan duduk di sebuah meja nomor 2. Ruangan karokenya tidak begitu luas, dinding ruangan dilapisi karpet, mungkin saja berfungsi sebagai peredam suara, Lampu lampu kelap kelip menutar kesetiap sudut, sangat remang remang, Cahaya sedikit terbantu dari layar LCD yang berfungsi sebagai monitor lagu lagu karoke.
“selamat malam Mas. Sendirian saja” sapa seorang pelacur. Kami bersalaman
“Tanganmu halus bener” godaku
“ Ah..mas Bisa aja, sama saja semua laki laki juga bilang begitu” cetusnya
Aku pesan 2 Bir Bintang dan si pelacur yang memerkenalkan diri bernama Bunga meminta Bir Hitam. Lagu Kesukaanku, Nothing To Lose dari MLTR mengalun, dinyakikan seorang laki laki dimeja sebelahku.
“Dansa Yuuukk” ajak Bunga
Tangannya melingkar dileherku, Pandanganku hanya bisa ke arah kiri, sementara bunga ke arah kanan. Sangat dekat, jantungku berdebar kencang seolah mengiringgi syair syair Nothing To Lose.
“sudah berapa lama kamu disini” tanyaku samping bergerak ke kiri dan kanan mengikuti irama lagu.
“Dua Bulan” jawab bunga singkat
Dari jarak yang sangat dekat paras wajah bunga sangat cantik, putih, tinggi sekitar 165 cm. Malam itu Ia mengenakan gaun hingga 25 cm dari lututnya. Saat dia semakin mendekap melingkarkan kedua tangannya ke leherku, aku makin tak mampu bernafas bau parfum menyengat kepernafasanku.
“Ini perempuan madi air atau Parfum ya..”pikirku
Kurasakan irama dansa yang kami lakoni semakin jauh dari irama lagu Nothing to lose, Bunga selalu membuat gerakan "plus" hingga Dadaku bersentuhan dengan badannya. Kepalanya disandarkan pada dadaku, seolah mau merasakan detak jantungku yang sejak tadi susah payah aku menahannya agar tak berdetak kencang. Aroma Shampoo Dave tercium dari rambutnya menyengat ke pernafasanku.
“ Mas, Main yukk” Bisik Bunga lembut ke telinga kananku
“ Berapa”
“250 Ribu aja Mas”
“Ah mahal sekali” kataku sambil terus berdangsa
“Trus Situ mintanya berapa?” Bunga terus membangkitkan Hasratku
“100 Ribu. Gimana?”
“Ahh..kere bangat sih”
Tawar menawarpun sejenak terhenti. Kami kembali ke Meja. Baru beberapa tegukan Bir kunikmati Bunga kembali meneruskan tawaran transaksi.
“ Gimana tadi, mau nga, 250 Ribu?”
“Gini aja, 150 Ribu..yaa”
“Oke lah”
Bungapun setuju dengan tawaranku.
“Dimana?”
“Dikamarku”
Bunga mengajakku ke kamarnya, menelurusi gang kecil, melewati WC yang beraroma bauk busuk. Rupanya bagian belakang bangunan itu berjejer Kmar kamar pelacur yang juga berfungsi sebagai tempat layanan sex short time. Sebelum sampai pada kamar Bunga aku berpapasan dengan laki laki yang mungkin saja baru berkencan di sebuah kamar.
“Masuk Mas” ajak Bunga
Kamar Bunga tidak begitu luas, ku perkirakan 2x3 meter. Pada dindingnya terdapat gambar artis Julia Perez yang membusung dada.
“Fanss ama Jupe ya”
“Iya Mas, Teteknya bagus, seksi” jawab bunga sambil merapikan tempat tidurnya.
“Mana Duitnya” Bunga Meminta uang transaksi pra kecan
“Lho kok minta duluan”
“Iya Mas, aku takut, sering laki laki habis “main” langsung Kabur. Apa lagi kalo dah mabuk”
Ku buka dompetku dan kuberikan uang sebanyak 250 ribu
“Lho kok Banyak” tanya Bunga
“Gini, Aku bayar lebih. Aku mau kamu curhat soal hidupmu” . Kupakai istilah curhat pengganti kata wawancara. Pelacur di kawasan Gorontalo pada umumnya, "alergi" dengan kata wawancara.
Bunga rupanya Bunga tidak keberatan. Tak kusangka Bunga sangat Komunikatif, semua pertanyaanku dijawabnya tanpa ragu. Bunga mengabil rokokku membakar sebatang. Lalu ia mulai bercerita
“saya dari Jawa timur mas, saya kabur dari rumah. Orang saya tidak tahu kalau saya kerja seperti ini” ungkapnya.
Bunga anak sulung dari 3 bersaudara, ayah ibunya buruh. Ia melacur setelah pacar mengambil perawan Bunga. Bermula meneguk minuman keras di rumah sang pacar, saat Mabuk Pacarnya kemudian menyetubuhinya. Setelah hubungan pertama itu Bunga mengaku terus terusan melakukan hubungan badan dengan sang pacar. Hubungan haram ini dilakukan dirumah Bunga saat ayah ibunya pergi bekerja. Kadang kadang keduanya berkeliling kampung dengan sepeda motor hanya untuk mencari tempat nyaman untuk berhubungan sex. Meskipun keduanya sudah sering melakukan hubungan suami istri, Pacarnya kemudian berselingkuh dengan teman dekatnya. Bunga merasa sakit hati ditambah lagi ia berhenti sekolah saat masuki kelas 3 SMP, Kata Bunga kedua orang tuanya tak mampu lagi membiayai ia sekolah.
Hingga pada suatu hari Bunga bertemu dengan teman perempuan yang sudah 4 tahun bekerja sebagai pelacur di Doli surabaya. “saya sadar saya tidak perawan lagi, lagian ngapain saja dirumah” kata Bunga. Iapun mengikuti saran teman perempuannya itu ke Doli.
Di tempat pelacuran terbesar di asia itu Bunga tak perna sepi melayani Laki laki Hidung belang. Dalam semalam ia bisa melayani 3 hingga 5 orang laki laki dengan tarif 200 ribu hingga 250 ribu. Harga yang ditawarkan Bunga cukup wajar untuk ukuran pelacuran Doli, Bunga baru berumur 18 tahun dan baru melacur ditempat itu. 2 tahun hidupnya ia habiskan di tempat esek esek itu dan ia tak bisa menghitung berapa banyak laki laki yang sudah berhubungan sex dengannya. “Uang yang aku dapat ta kirim ke rumah mas. Untuk merehap rumah orang tuaku” katanya
Bunga mengetahui labuan bajo dari teman pelacurnya yang sama sepertinya perna bekerja di Doli. Mengikuti ajakan teman itu Bunga berani meningalkan pulau jawa.
“Bapa Ibu nga tahu aku disini, mereka hanya tahu aku kerja di Bali. Di restauran. Mereka juga tak pernah mencari tahu, dari penghasilanku setiap bulan aku selalu kirimkan ke orang tua di kampung” jelasnya.
Bunga tidak memperlakukan secara ketat tamunya untuk memakai kondom atau tidak semua pilihan diserahkan pada tamunya. Ia memang takut dengan berbagai penyakit menular seksual (PMS) atau HIV/AIDS, Namun semua kemungkinan itu tidak dipikirkannya. Dia menjalani saja setiap yang terjadi dan yang menimpa dirinya, bahkan Bunga kadang kadang menikmati hubungan seksual dengan para tamunya jika ia merasa pas dengan pasangan persetubuhannya itu. Kadang kadang dalam seminggu Bunga dapat menikmati hubungan seksual tersebut sampai puas sebanyak dua kali atau tiga kali. “Tergantung dari mood, apakah badan sedang fit atau tidak dan pada saat kita merasa suka sama suka atau tidak” Ujar Bunga
Pendapatan Bunga sejak bekerja di MJ mencapai 15 juta. Tarifnya untuk sekali kecan tak perna kurang dari 250 ribu. Bunga mengaku perna di boking oleh seorang kontraktor dari Ruteng selama seminggu di Hotel dengan tarif 700 ribu semalam plus 200 ribu cas buat “mami”. “Kalau musim proyek biasanya rame Mas, Kontraktor biasa boking berhari hari” ungkapnya.
Dalam HandPhone Bunga terdapat sejumlah nama yang hampir semuanya samaran. Beberapa Nomor sama dengan yang ada di Hpku, PNS di beberapa kantor dinas. “Oh ini..dia baik mas, sering kasih lebih, Dia jarang kesini, kalau Boking lewat SMS aja atau telepon” kata bunga menjawab pertanyaanku terkait beberapa nomor di Handphonenya.
Selain melayani 3 hingga 6 laki laki dalam semalam bunga mengaku juga memiliki pacar di Labun Bajo. “Katanya dia Pegawai disini, dan saya tahu sudah beristri” jelasnya.
Disela sela melayani tamunya, Bungapun dengan senang hati melayani sang pacar baik siang, sore maupun malam hari. Menurut dia selama melakukan hubungan sex dengan pacarnya, ia melakukannya dengan sepenuh hati sehingga mendapat kepuasan seksual layaknya suami istri.
Secara terus terang Bunga lelah dengan pekerjaannya, Ia ingin menikah dan hidup berumah tangga. Sejak kecil dirinya sering salat dan membaca al-Qur’an Bahkan pernah belajar membaca kitab kitab gundul (kitab Klasik yang menjadi tradisi umat Islam di Indonesia Khususnya Nahdlatul Ulama) disebuah pesantren di Jawa Timur. Sejak di Doli dan Labuan Bajo ia tak lagi melakukan itu meskipun selalu mengingatnya. Bunga ragu ragu melaksanakan Salat, sebab dia merasa sedang berada di sebuah kubangan dosa.