Headline

1.341 Pejabat Publik Daerah Terlibat Korupsi * Bruder "Preman" Pontianak * Petani Kopi Bajawa Kesulitan Modal * Coffee Manggarai: Black Gold * Tradisi “Suap” dan "memburu" proyek * Kota Labuan Bajo Terus Berkembang *

Selasa, 28 Mei 2013

Kota Labuan Bajo Terus Berkembang

LABUAN Bajo baru sembilan tahun berstatus sebagai ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, terhitung sejak pemekaran dari induknya, Manggarai, tahun 2003. Namun, pertumbuhannya sangat fenomenal. Labuan Bajo kini menjadi satu-satunya kota kabupaten di NTT yang telah didukung hotel berbintang.




Di Labuan Bajo, hotel berbintang sebenarnya baru hadir tahun 2007. Hingga saat ini kelompok hotel dimaksud berjumlah lima unit, termasuk satu di antaranya dalam proses perampungan. Dengan kata lain, selama lima tahun Labuan Bajo ”melahirkan” lima hotel berbintang!

Termasuk kelas bintang, Labuan Bajo kini memiliki 43 hotel, home stay, hingga losmen. Totalnya berkapasitas 585 kamar atau 780 tempat tidur. Harga kamar per malam bervariasi, dari Rp 15.000 (Losmen Kembang Ragi) sampai Rp 2 juta (Hotel Bintang Flores).

Selain di Labuan Bajo, sejumlah hotel berbintang juga telah hadir di Kupang, bahkan sejak tahun 1990-an. Kehadiran akomodasi itu tentu dipandang wajar karena posisi Kota Kupang sebagai ibu kota Provinsi NTT sekaligus daerah otonom Pemerintah Kota Kupang.
Labuan Bajo yang kini berpenduduk sekitar 12.000 jiwa adalah kota pelabuhan di ujung barat Pulau Flores. Posisinya langsung menghadap Taman Nasional Komodo (TNK) di perairan Selat Sape. Karena posisinya itu pula hingga Labuan Bajo sekaligus menjadi gerbang masuk ke TNK. TNK meliputi 264 pulau, dua di antaranya, Komodo dan Rinca, merupakan habitat utama binatang purba komodo.

Keberadaan biawak raksasa itu, apalagi setelah berhasil menjadi tujuh keajaiban dunia, terasa semakin menyihir dunia. Daya hipnotis menjadi pendongkrak utama pertumbuhan Labuan Bajo yang semakin menggeliat, seiring kehadiran pelancong dari mancanegara ke TNK yang terus meningkat.

”Kami pantas bersyukur memiliki TNK yang dua pulaunya menjadi habitat utama komodo. Binatang purba itu memiliki daya pikat sangat luar biasa hingga jumlah wisatawan asing ke TNK terus menunjukkan tren naik secara tajam,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat Theodorus Suardi, di Labuan Bajo, Senin (27/8/2012) siang.

Kunjungan wisatawan asing—setidaknya selama lima tahun terakhir—memang terus mengalami peningkatan. Dinas Pariwisata Manggarai Barat mencatat, jumlah wisatawan ke TNK tahun 2008 totalnya 21.773 orang. Menyusul tahun 2010 melonjak menjadi 41.117 orang, dan 41.443 orang pada tahun 2011. Lebih dari 90 persen para pelancong itu berasal dari mancanegara.

Khusus untuk tahun 2012 ini, data wisatawan asing yang berkunjung ke TNK hingga Mei tercatat 13.674 orang. ”Jumlah mereka hingga akhir tahun ini bisa mencapai 50.000, bahkan 51.000 orang karena musim kunjungan padat ke TNK antara Juni hingga Oktober,” kata Theodorus.

500 tong sampah

Labuan Bajo sendiri sebenarnya belum cukup siap menyongsong geliat pariwisata. Sebut misalnya gundukan sampah yang masih berserakan di mana-mana. Tim yang melibatkan unsur pemda setempat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), termasuk Pastor Marselinus Agot SVD sebagai penggeraknya, sejak Januari lalu aktif menyingkirkan sampah itu sekaligus memotivasi masyarakat agar tidak membuang sampah di sembarang tempat.

”Labuan Bajo memang belum sepenuhnya menjadi kota bersih. Namun, warga mulai sadar untuk membuang sampah di tempat seharusnya,” tutur Marsel Agot ketika bersama timnya membersihkan sampah di Labuan Bajo, Jumat (24/8/2012).

Kesadaran lainnya ditandai dengan pengadaan 500 tong sampah sejak tahun lalu. Ratusan wadah tersebut disebarkan di titik-titik strategis, pusat perkampungan, pertokoan, atau sepanjang tepi jalan utama dalam kota. Masyarakat pun mulai diarahkan agar membuang sampah melalui tong-tong yang tersedia di sekitarnya, sebelum mobil khusus mengangkutnya ke tempat pembuangan akhir.

Pemda terus berupaya mengatasi keterbatasan air bersih yang dikeluhkan warga Labuan Bajo. Air bersih yang sejak lama mengandalkan sumber dari Mbeliling, belakangan tak mampu lagi memenuhi kebutuhan Labuan Bajo. Untuk mengatasinya, kini sedang diupayakan mengalirkan air baku dari sumber Wae Watunggelek di hulu Labuan Bajo.

Usaha warung, terutama ikan bakar skala layar tancap pun, tumbuh di Labuan Bajo. Salah satu contohnya di Kampung Ujung. Setidaknya sejak tiga tahun lalu puluhan lapak ikan bakar dan jenis makanan lain telah tumbuh sepanjang garis pantai.

”Penghasilannya memang belum seberapa, tapi kami bangga karena tidak sedikit wisatawan asing hingga tamu hotel berbintang memilih malam di warung kami,” tutur Yulianus Jefri (36), di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Kamis (23/8/2012).

Seperti diakui Camat Komodo Abdullah Nur, kehadiran puluhan usaha skala kecil di Kampung Ujung semuanya sesuai penataan serta arahan pemerintah setempat. ”Mimpi kami ke depannya, kawasan itu nantinya sekaligus menjadi obyek wisata kuliner,” kata Abdullah Nur. Kecamatan Komodo meliputi Labuan Bajo dan sekitarnya di daratan Flores, juga di kawasan TNK.

Pemda Manggarai Barat juga gencar mendandani garis pantai di Labuan Bajo, terutama di sekitar Kampung Tengah. Perairan di sekitar bibir pantainya direklamasi, yang selanjutnya menjadi fondasi jalan setapak. Infrastruktur itu sudah dibangun dan masyarakat diizinkan membuka usaha ikan bakar atau sejenisnya di sekitarnya.

Keterbatasan SDM

Theodorus mengakui keterbatasan SDM lokal menjadi kecemasan yang terasa mengganggu seiring geliat pariwisata Manggarai Barat. ”Kesiapan SDM dimaksud ke depan ini menjadi perhatian serius hingga warga lokal tak menjadi penonton dalam geliat usaha jasa pariwisata di daerah ini,” katanya.

Terkait kendala SDM itu, Pemda Manggarai Barat dengan dukungan dana Rp 60 juta, tahun lalu mengirim sejumlah penggiat jasa pariwisata di Labuan Bajo untuk mengikuti pelatihan khusus di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Upaya serupa terus berlanjut tahun ini dengan dukungan dana dari APBD NTT dan beberapa LSM.


Apa pun usaha dilakukan, tujuannya agar masyarakat setempat ikut menikmati percikan rezeki dari geliat pariwisatanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar