Kisah PRT Indonesia di Arabsaudi
Haryatin, 34 tahun, Mantan Pekerja rumah tangga di Arabsaudi tak mampu menahan air mata dan emosi saat menceritakan kisah hidupnya dalam acara launching gerakan rakyat untuk penghapusan kekerasan negara terhadap perempuan di gedung teater Salihara, jakarta (8/3)
Haryatin, berkisah di gedung teater Salihara, jakarta (8/3) |
Haryatin, perempuan Asal Blitar Jawa Timur.ini malam itu cukup mengugah emosi dan menjadi pusat perhatian ratusan perempuan dan pekerja sosial anti kekerasan. Ia menceritakan kisahnya yang sangat memilukan. Sejak 12 desember 2006, Ia bekerja di Riyadh arabsaudi melalui PT Kemuning Bunga Sejati. Ia menyebutkan nama majikannya adalah Haya Mubarok Said Ausry, namun sayang Haryati disuruh bekerja sebagai Pembantu rumah Tangga di rumah anak majikannya, Fatma yang memiliki 10 orang anak.
Di rumah Fatma, Haryati bekerja 24 jam nonstop, kalaupun sempat beristrahat ia hanya bisa tidur 2 jam dan harus kembali bangaun pada jam 4 dini hari dan langsng mengerjakan pekerjaan seperti memasak, mencuci, menyetrika, membersihkan dinding, membersihkan lantai, mencucikan semua pakian, membuat susu anak anak fatma majikannya, melayani kebutuhan makan dan pekerjaan rumah tangga lainnya hingga larut malam.
Haryati menuturkan satu bulan bekerja, Ia mulai mengalami kekerasan dari majikannya, rambut Haryati dijambak, kepala dan pungungnya dicambuk dengan mengunakan selang air hingga kepalanya berlumuran darah serta benjol, pungungnya memar memar. “kata majikan saya disksa karena tidak dapat bekerja dengan baik, padahal semua pekerjan saya selalu lancar” kata Haryati dengan isakan.
Tidak tahan diperlakukan sewena wena, Haryati melarikan diri dari rumah yang memperjakanya sebagai pembantu rumah tangga itu. Namun sayang Fatma sang majikan kembali menjemputnya dan tragedi penganiayaanpun semakin sering terjadi dengan sasaran kepala, dan alat fitalnya.
Haryati mengungkapkan, Ia bertahan selama 7 bulan dalam suasana kerja yang tidak manusiawi itu, ia berusaha untuk melarikan diri melompat melalui lantai dua melalui bak penampung air, tapi terjatuh dan pingsan di kebun tetangga majikannya dan tidak makan dan minum selama 3 hari. Stelah ditemukan oleh tetangganya, Haryati dikemalikan lagi ke majikannya.
Tragedi kekerasan yang dialami Haryatipun bertambah parah. Ia engatakan saat itu ia disekap di kamar mandi tanpa tanpa makan dan minum. “Kepala saya dibenturkan ke dindng, ditendang, dipukul dengan kabel listrik, muka saya ditampar dengan rotan hingga saya terjatuh, saat terjatuh saya terus diijak injak, hingga mata saya menjadi buta” kisahnya
Haryati mengaku perna menghubunggi keluarganya dan menceritakan kejadian yang menimpahnya dan minta untuk dipulangkan. “Setelah 31 bulan dengan bantuan LSM, saya berhasil lolos dari penyiksaan itu” tuturnya.
Haryati mengatakan, Ia tiba di Indonesia pada 4 agustus 2010 dibandara Juanda surabaya. “sesampai di Indonesia saya berusaha mencari keadilan, saya ke Kementerian tenaga kerja, ke DPR namun hinga kini belum ada keadilan itu. kemana lagi harus saya mencari keadilan, padahal saya ini juga warga negara Indonesia, kenapa tidak ada yang peduli dengan situasi yang saya alami” keluhnya
Hingga kini keluarga Haryati terus memperjuangkan keadilan atas penyiksaan yang dialaminya selama 31 bulan di arabsaudi dan mencari bantuan berbagai pihak untuk menyembuhkan matanya yang kini buta. Dengan suaranya paraunya Haryati meminta pemerintah agar melindunggi bruh migran Indonesia, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar